Monday, January 14, 2008

An Inconvenient Truth, menguak fakta menuai pro-kontra

Bagi kita yang suka nonton film sekaligus pemerhati lingkungan, tentu tidak akan melewatkan sebuah film bertitle ‘An Inconvenient Truth’. Film dokumenter yang diproduksi Pramount Classic dengan bintang utama mantan wakil presiden AS Al Gore ini disebut-sebut sebagai film dokumenten terlaris 4 besar sepanjang masa sampai saat ini. Film ini juga berhasil meraih keuntungan berlipat, sehingga produser berinisiatif akan menyisikan $ 25 milyar dolar dari nya untuk aktivis atau organisasi lingkungan yang bisa mendapat solusi pengurangan dampak perubahan lingkungan dengan setidaknya mengurangi 1 triliun ton CO2 setahun dari atmosphere.

Film berdurasi sekitar 100 menit ini mungkin memang bukan tontonan ringan atau hiburan. Di sini saya tidak membuat resensi film atau memaparkan fakta scientific yang telah diungkapkan di dalamnya, tapi menyoroti betapa upaya-upaya untuk menanggulangi global warming memang tidak mudah dimanapun.

Amerika Serikat, negara maju yang menjadi penyumbang polusi terbesar di dunia (30,3% dari seluruh negara dunia) ternyata memang menjadi negara yang paling ‘keras kepala’ untuk mendukung gerakan penyelamatan lingkungan ini. Faktanya dari menjadi negara yang bersama Australia tidak ikut menandatangani protokol Kyoto, lalu kita lihat pada perundingan UNFCC yang digelar di Bali akhir tahun lalu mempersulit kesepakatan komitmen negara maju untuk menyukseskan program tersebut dengan berbagai penolakan terhadap butir-butir resolusi.

Tentu menjadi kenyataan yang menyedihkan bagi Al Gore, sebagai aktivis lingkungan hidup yang selalu lantang menyuarakan penyelamatan lingkungan tetapi sering mendapat pertentangan dari negaranya sendiri. Para politisi seniornya seperti George Bush Senior dan Ronald Regan pun memberikan berbagai komentar skeptis bahkan mengatakan issue ini hanyalah hoax.

Al Gore menanggapi mereka dengan pernyataan ‘If the issue is not on the tip of their constituent’s tongue, it’s easy for them to ignore it’. Pada pemaparan mengenai ketinggian air laut yang dapat menenggelamkan kota-kota di AS seperti New York beserta WTC memorial monument nya, Al Gore menyatakan bahwa bahaya global warming merupakan ancaman hidup yang harus diperhatikan serius seperti halnya bahaya terorisme.

Di situs video sharing Youtube.com saya temukan berbagai komentar skeptis dari banyak kalangan muda, bukan hanya warga AS saja. Banyak sekali komentar negatif terhadap upaya-upaya yang dilakukan Al Gore termasuk menganggap film dokumenter ini hanya sebagai alat politiknya. Banyak juga yang berpikir bahwa sebetulnya global warming merupakan fenomena alam yang akan terjadi seiring pertumbuhan populasi di bumi dan tidak banyak yang bisa dilakukan untuk mencegahnya.

Banyak orang yang bingung dengan maraknya issue global warming ini. Pada saat ilmuwan pertama kali merilis, memang kebanyakan orang menganggap global warming lebih hanya sekedar teori daripada fakta. Hal ini ternyata juga didukung banyak konspirasi seperti yang pernah dilakukan NASA pada tahun 1989 dengan membungkam ilmuwan klimatologi yang mengungkapkan fakta tentang global warming. Global warming merupakan suatu ‘Inconvenient Truth’ atau kenyataan tidak mengenakkan bagi beberapa pihak berkuasa yang dapat merugikannya terutama secara ekonomis. Al Gore juga menyitir pernyataan Upton Sinclair ‘It is difficult to make a man understand something when his salary depends upon Not Understanding It’.

Peningkatan ekonomi, peningkatan kebutuhan energi dan cadangan energi yang berkurang adalah masalah di hampir semua negara. Pertambahan penduduk menyebabkan pertambahan demand akan makanan, air, dan sumber daya hutan terus meningkat. Kemajuan teknologi dalam satu hal memudahkan pekerjaan manusia, tapi di lain hal membutuhkan energi bahan bakar yang tidak sedikit. Ini semua mempercepat kehancuran bumi.

Namun sayangnya issue global warming masih sering dinafikkan dengan kaitan politik dan berbagai kepentingan. Agaknya berbagai bencana tidak bisa membuka mata manusia, mungkin sebelum bencana itu menimpanya sendiri. Mengapa masih banyak yang mencari-cari kesalahan aktivis lingkungan hidup seperti misalnya Al Gore yang dikritik karena konsumsi listrik rumahnya lebih dari rata-rata rumah di sekitarnya? OK, mungkin itu kritik untuk dia. Tapi bukan alasan tepat untuk menolak fakta tentang issue yang dilontarkannya kan? Look into what he says, not who says so.

Lalu apakah kita termasuk kalangan yang skeptis bahwa efek global warming dapat dicegah atau diminimalisir, atau termasuk yang percaya kita dapat berbuat sesuatu untuk tidak membiarkan bumi kita menjadi seperti yang dipaparkan pada film dokumenter ini?
Kalau kamu termasuk golongan yang percaya, bisa mencegah krisis iklim dan siap mengubah gaya hidupmu, ini yang bisa kita lakukan seperti yang diungkapkan pada bagian akhir dari film dokumenter menarik ini.
- Kurangi emisi karbon dengan memakai peralatan hemat energi, kurangi pemakaian alat permanas dan pendingin,
- Bila kamu tidak bisa membeli mobil hybrid, berjalan kakilah atau gunakan sepeda atau kendaraan masal untuk pergi ke manapun
- Recycle atau gunakan lagi barang-barang yang masih bisa digunakan
- Sebarkan pada orang keluarga, katakan pada orang tua mu untuk tidak merusak bumi kita, atau ajak anakmu untuk menyayangi planet tempat mereka tinggal ini.
- Gunakan sumber energy yang dapat diperbarui
- Tanyakan penyedia powermu apakah mereka menggunakan green energy. Bila tidak tanyakan kenapa tidak?
- Pilih pemimpin yang perduli lingkungan hidup dan bertekad menyelamatkan lingkungan
- Tanamlah banyak pohon
- Berbicaralah pada komunitasmu untuk ikut berpartisipasi
- Bergabunglah dengan organisasi international pencegahan global warming
- Kurangi ketergantungan pada minyak bumi dari negara asing, dukung petani yang menanam sumber energy alternatif
- Berdoalah orang-orang dapat berubah untuk perduli lingkungan
- Perbanyak pengetahuan tentang krisis iklim dan wujudkan pengetahuanmu itu dalam aksi

We need to Wake Up, We need to Speak Up!!

No comments: