Dengan tokoh sentral beruang kutub, gajah dan paus bersama binatang-binatang lain di belahan dunia yang bahkan tak pernah terjamah oleh manusia, dihasilkan gambar-gambar spektakuler yang istilahnya...breathtaking.
Thursday, April 24, 2008
Earth...ketika Satwa Liar menjadi aktor film
Dengan tokoh sentral beruang kutub, gajah dan paus bersama binatang-binatang lain di belahan dunia yang bahkan tak pernah terjamah oleh manusia, dihasilkan gambar-gambar spektakuler yang istilahnya...breathtaking.
Monday, April 21, 2008
Menjaga bumi adalah wujud syukur pada Ilahi
Dari Harun Yahya dalam bukunya 'Keagungan Alam Semesta'
Dari atmosfer hingga geografisnya, dari jarak terhadap matahari hingga segala bentuk keseimbangan yang ada, bumi adalah planet khusus yang diciptakan untuk mendukung kehidupan. Ayo kita bandingkan bumi kita dengan akuarium. Akuarium menyediakan kondisi yang sesuai bagi ikan-ikan. Ada pengatur panas untuk menjaga suhu air, ada motor sirkulasi udara, dan pasir-pasir yang ditempatkan di dasarnya. Terdapat butiran khusus yang diletakkan dalam air, terdapat tutup pelindung akuarium, sistem penyaringan yang terus-menerus menyaring air, dan pemberian makan yang teratur, Semuanya ini mendukung kehidupan ikan di dalam akuarium.
Meskipun demikian, ikan di akuarium itu tidak menyadari keberadaan lingkungan buatan ini. Mereka merasa hidup secara “alami” atau dalam lingkungan yang ada secara tiba-tiba. Mereka tidak menyadari bahwa seseorang telah menyediakan pengatur panas dan menyetel air atau memfungsikan motor ventilasi di dalam air. Mereka juga tidak tahu siapa yang menyediakan makanan yang secara tiba-tiba ada di permukaan air. Meski demikian, sumbernya jelas, pemilik aquarium menyediakan segala sesuatu yang diperlukan oleh ikan.
Jelasnya, hidup di bumi memerlukan sistem yang lebih rumit daripada kehidupan di dalam sebuah akuarium.
Manusia yang bijaksana tidak menghabiskan hidupnya tanpa kepedulian seperti halnya ikan dalam akuarium. Ia memahami bahwa bumi telah diciptakan baginya dan bumi memiliki Pencipta dan Pengatur. Pastilah Allah telah mengatur kesetimbangan yang sempurna ini dan mengaturnya hingga bumi bisa menjadi tempat bagi kehidupan. Manusia yang cerdas tentu ingin mengetahui Tuhan yang telah memberikan segala keberkahan hidup kepadanya dan mempelajari apa yang Allah inginkan darinya. Dalam Al Quran, Allah memberikan kita kesempatan untuk mengenalnya sekaligus mengetahui harapan-Nya pada kita.
Jelaslah, Allah membuat keseimbangan sempurna dan aturan yang membuat hidup di atas bumi menjadi mungkin. Allah berfirman dalam Alqur’an:
Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh, supaya bumi itu tidak goncang bersama mereka, dan telah Kami jadikan pula di bumi itu jalan-jalan yang luas gar mereka mendapat petunjuk. Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara … (Surat al-Anbiya': 31-32)
Allah merancang, menyeimbangkan, dan menyelaraskan setiap yang ada di bumi agar kita dapat hidup. Seseorang yang menyadari hal ini seharusnya percaya kepada Allah, menyadari kekuatan-Nya yang tak terbatas, dan mensyukuri segala hal yang telah Allah berikan kepadanya.
Tidakkah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian) nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya … (Surat an-Nur: 43)
Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengambang. (Surat Ar Ra'd:17)
…dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih. (Surat al-Furqan: 48)
Sebagaimana dijelaskan dalam ayat di atas, hujan yang turun dari langit murni dan bersih. Ia juga mengandung sejumlah kecil garam dan mineral-mineral. Hal ini sungguh merupakan rahmat dari Allah, karena tanah menerima garam dan mineral yang ia perlukan dari air hujan. Jika air yang menguap dari lautan mengandung garam dengan jumlah yang lebih tinggi, kemudian ketika ia jatuh ke tanah dalam bentuk hujan akan sangat berbahaya bagi kehidupan di atas planet ini. Jika air hujan sangat asin (mengandung garam lebih banyak) ia akan membuat layu tanah dan tumbuh-tumbuhan, yang akan menyebabkan kematian seluruh makhluk hidup. Pendek kata, kehidupan di atas bumi akan berakhir. Namun, hal ini tak pernah terjadi, karena Allah sangat sayang kepada umat manusia. Hal ini diberitakan dalam Al Qur’an:
Maka terangkanlah pada-Ku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya dari awan, ataukah Kami yang menurunkannya? Kalau Kami kehendaki niscaya Kami jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak bersyukur? (Surat al-Waqi'a: 68-70)
Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) (Surat az-Zukhruf: 11)
Dan banyak lagi ayat yang mengungkapkan keseimbangan penciptaan semesta
Monday, January 21, 2008
Selembar tissue untuk sebatang pohon
Tissue biasanya kita gunakan di toilet, makan, atau untuk wajah. Sering saya lihat terutama kaum hawa sangat berlebihan dalam menggunakan tissue. Misalnya untuk ke toilet, sebetulnya 1 lembar tissue meja atau sekitar 4 lembar tissue roll-double kan sudah cukup, pasti bersih kok kalau kita tahu cara membersihkan yang benar. Tapi sering kali orang-orang, contohnya teman-teman saya sendiri di kantor mengambil jauh lebih dari yang diperlukan. Mungkin satu roll tissue bisa habis sehari oleh 2 orang untuk kebutuhan di toilet saja. Juga untuk makan, mengusap mulut setelah makan kan hanya perlu selembar, tapi kenapa harus menghabiskan sekotak? Tissue wajah juga begitu. Kalau kita sedang pilek kenapa tidak pakai saputangan saja? Bisa dicuci dan dipakai lagi, selain itu sapu tangan lebih sehat untuk kulit karena tidak mengandung bahan kimia seperti dikandung dalam tissue. Mungkin sebagian berpikir bahwa semakin banyak tissue digunakan hasilnya semakin bersih. Coba cermati lagi hal ini.
Sepele memang, tapi bila kita bisa mengurangi penggunaan tissue ini setiap hari berarti kita turut menghemat penggunaan bahannya yaitu pulp yang berasal dari kayu dan berarti diperoleh dari pohon. Hubungannya tentu saja untuk pelestarian hutan kita yang semakin memprihatinkan.
Sekitar 4000 miliar batang pohon ditebang setiap tahunnya dan 35% hasil penebangan hutan ternyata digunakan untuk pembuatan kertas. Pohon memang sumber daya yang dapat diperbarui, dengan menanam kembali lahan yang sudah ditebang. Ini kalau si penebang mau meremajakan kembali area yang sudah ditebangnya. Itupun kita perlu waktu yang sangat lama, sekitar 20-23 tahun untuk mendapat pohon yang baru ditanam bisa tumbuh besar dan dapat ditebang lagi. Menyedihkan bukan hanya karena tidak bisa menghemat pemakain tissue kita berkontribusi meningkatkan penebangan pohon di dunia?
Selain usaha untuk memakai bahan daur ulang yang dikembangkan industri-industri pulp, kita juga dapat berpartisipasi dalam pencegahan atau pengurangan deforestrasi ini dengan menghemat tissue. Setidaknya ini yang bisa saya lihat sehari-hari. Pemborosan tissue untuk hal yang sama sekali tidak perlu. Mulai sekarang gunakan tissue mu untuk makan, di toilet, dan menyeka wajah dengan bijak.
Monday, January 14, 2008
Kurangi plastikmu
Kalau kita perhatikan, mungkin tiada hari kita tanpa memproduksi sampah plastik. Dari mulai bungkus es, plastik hitam bungkus nasi, gelas air mineral, kantong belanja, tempat minuman, dan masih banyak lagi yang bahkan sampai kita gak sadari kalau barang itu bahan dasarnya plastik.
Baru-baru ini Cina mencanangkan program ramah lingkungan. Pemakaian kantong plastik untuk belanja dilarang sejak Juni 2008. Mengikuti negara-negara yang sudah menerapkan sebelumnya yaitu Irlandia, Canada, Afrika Selatan. Sebaga i gantinya konsumen dapat menggunakan kantong belanja berbahan kain yang dapat dipakai lagi. Langkah cukup jitu yang diambil pemerintah Cina, mengingat Cina termasuk negara penyumbang polusi terbesar karena jumlah penduduknya yang sangat banyak. Tentu kita harapkan langkah ini akan signifikan mengurangi pencemaran tanah dan menghemat bahan pembuat plastik.
Pengalaman pribadi, berbelanja di salah satu hypermarket mungkin yang terbesar di Jakarta ini, kantong plastik sangat dihambur-hamburkan dan menurut saya tidak penting. Produk makanan dan bahan berpewangi dipisah. Ok lah untuk ini, mungkin mencegah kerusakan makanan yang kita beli. Tetapi petugas kasir kadang sangat boros. Kantong yang satu masih cukup untuk menampung seluruh belanjaan, sudah ganti kantong lain. Belum lagi bahan cair harus dipisah, padahal kan sudah dipackage sedemikian rupa sehingga aman dari kebocoran. Akhirnya jadi deh menenteng berplastik-plastik untuk nilai belanjaan yang gak seberapa. Tapi denger-denger hypermarket ini juga akan menggunakan tas kain yang bisa dipakai lagi untuk konsumennya. Tapi terakhir belanja ke sana masih belum berubah sih, semoga aja info tadi bener.
Saya berusaha untuk gak berlebihan menggunakan plastik. Seperti waktu belanja di hypermarket tadi, biasanya saya package sendiri barang belanjaan, dan kalau masih ada space gak mau dikasih kantong baru. Juga kalau membeli makanan atau jajanan. Biasanya kita sudah membeli sesuatu dari toko A dengan kantong plastik, lalu membeli dari abang B saya minta tidak usah kantong plastik karena bisa ditaruh di kantong dari A, dan seterusnya kalau masih cukup. Air minum pasti selalu kita butuhkan, tapi saat bepergian sering kali malas membawa dan lebih suka membeli saja. Mulai sekarang saya coba untuk membawa botol berisi air dan sedapat mungkin tidak membeli minuman dengan kemasan yang langsung dibuang.
Sedikit upaya untuk merubah keseharian kita dalam rangka mengurangi bahan pencemar. Di samping itu kita harus menghargai para pemulung sebagai 'pahlawan sampah'. Di tangan mereka inilah plastik dan bahan yang tidak bisa terurai dapat didaur ulang. Kita bisa bantu upaya mereka dengan memisah sampah organik dan anorganik. Sepertinya program ini pernah dicanangkan pemerintah kita ya, bahkan sering diiklankan di media masa. Tapi mungkin sudah dilupakan. Kita mulai dari diri sendiri aja yuk. Target berapa hari dalam seminggu tanpa sampah plastik!
An Inconvenient Truth, menguak fakta menuai pro-kontra
Bagi kita yang suka nonton film sekaligus pemerhati lingkungan, tentu tidak akan melewatkan sebuah film bertitle ‘An Inconvenient Truth’. Film dokumenter yang diproduksi Pramount Classic dengan bintang utama mantan wakil presiden AS Al Gore ini disebut-sebut sebagai film dokumenten terlaris 4 besar sepanjang masa sampai saat ini. Film ini juga berhasil meraih keuntungan berlipat, sehingga produser berinisiatif akan menyisikan $ 25 milyar dolar dari nya untuk aktivis atau organisasi lingkungan yang bisa mendapat solusi pengurangan dampak perubahan lingkungan dengan setidaknya mengurangi 1 triliun ton CO2 setahun dari atmosphere.
Film berdurasi sekitar 100 menit ini mungkin memang bukan tontonan ringan atau hiburan. Di sini saya tidak membuat resensi film atau memaparkan fakta scientific yang telah diungkapkan di dalamnya, tapi menyoroti betapa upaya-upaya untuk menanggulangi global warming memang tidak mudah dimanapun.
Amerika Serikat, negara maju yang menjadi penyumbang polusi terbesar di dunia (30,3% dari seluruh negara dunia) ternyata memang menjadi negara yang paling ‘keras kepala’ untuk mendukung gerakan penyelamatan lingkungan ini. Faktanya dari menjadi negara yang bersama Australia tidak ikut menandatangani protokol Kyoto, lalu kita lihat pada perundingan UNFCC yang digelar di Bali akhir tahun lalu mempersulit kesepakatan komitmen negara maju untuk menyukseskan program tersebut dengan berbagai penolakan terhadap butir-butir resolusi.
Tentu menjadi kenyataan yang menyedihkan bagi Al Gore, sebagai aktivis lingkungan hidup yang selalu lantang menyuarakan penyelamatan lingkungan tetapi sering mendapat pertentangan dari negaranya sendiri. Para politisi seniornya seperti George Bush Senior dan Ronald Regan pun memberikan berbagai komentar skeptis bahkan mengatakan issue ini hanyalah hoax.
Al Gore menanggapi mereka dengan pernyataan ‘If the issue is not on the tip of their constituent’s tongue, it’s easy for them to ignore it’. Pada pemaparan mengenai ketinggian air laut yang dapat menenggelamkan kota-kota di AS seperti New York beserta WTC memorial monument nya, Al Gore menyatakan bahwa bahaya global warming merupakan ancaman hidup yang harus diperhatikan serius seperti halnya bahaya terorisme.
Di situs video sharing Youtube.com saya temukan berbagai komentar skeptis dari banyak kalangan muda, bukan hanya warga AS saja. Banyak sekali komentar negatif terhadap upaya-upaya yang dilakukan Al Gore termasuk menganggap film dokumenter ini hanya sebagai alat politiknya. Banyak juga yang berpikir bahwa sebetulnya global warming merupakan fenomena alam yang akan terjadi seiring pertumbuhan populasi di bumi dan tidak banyak yang bisa dilakukan untuk mencegahnya.
Banyak orang yang bingung dengan maraknya issue global warming ini. Pada saat ilmuwan pertama kali merilis, memang kebanyakan orang menganggap global warming lebih hanya sekedar teori daripada fakta. Hal ini ternyata juga didukung banyak konspirasi seperti yang pernah dilakukan NASA pada tahun 1989 dengan membungkam ilmuwan klimatologi yang mengungkapkan fakta tentang global warming. Global warming merupakan suatu ‘Inconvenient Truth’ atau kenyataan tidak mengenakkan bagi beberapa pihak berkuasa yang dapat merugikannya terutama secara ekonomis. Al Gore juga menyitir pernyataan Upton Sinclair ‘It is difficult to make a man understand something when his salary depends upon Not Understanding It’.
Peningkatan ekonomi, peningkatan kebutuhan energi dan cadangan energi yang berkurang adalah masalah di hampir semua negara. Pertambahan penduduk menyebabkan pertambahan demand akan makanan, air, dan sumber daya hutan terus meningkat. Kemajuan teknologi dalam satu hal memudahkan pekerjaan manusia, tapi di lain hal membutuhkan energi bahan bakar yang tidak sedikit. Ini semua mempercepat kehancuran bumi.
Namun sayangnya issue global warming masih sering dinafikkan dengan kaitan politik dan berbagai kepentingan. Agaknya berbagai bencana tidak bisa membuka mata manusia, mungkin sebelum bencana itu menimpanya sendiri. Mengapa masih banyak yang mencari-cari kesalahan aktivis lingkungan hidup seperti misalnya Al Gore yang dikritik karena konsumsi listrik rumahnya lebih dari rata-rata rumah di sekitarnya? OK, mungkin itu kritik untuk dia. Tapi bukan alasan tepat untuk menolak fakta tentang issue yang dilontarkannya kan? Look into what he says, not who says so.
Lalu apakah kita termasuk kalangan yang skeptis bahwa efek global warming dapat dicegah atau diminimalisir, atau termasuk yang percaya kita dapat berbuat sesuatu untuk tidak membiarkan bumi kita menjadi seperti yang dipaparkan pada film dokumenter ini?
Kalau kamu termasuk golongan yang percaya, bisa mencegah krisis iklim dan siap mengubah gaya hidupmu, ini yang bisa kita lakukan seperti yang diungkapkan pada bagian akhir dari film dokumenter menarik ini.
- Kurangi emisi karbon dengan memakai peralatan hemat energi, kurangi pemakaian alat permanas dan pendingin,
- Bila kamu tidak bisa membeli mobil hybrid, berjalan kakilah atau gunakan sepeda atau kendaraan masal untuk pergi ke manapun
- Recycle atau gunakan lagi barang-barang yang masih bisa digunakan
- Sebarkan pada orang keluarga, katakan pada orang tua mu untuk tidak merusak bumi kita, atau ajak anakmu untuk menyayangi planet tempat mereka tinggal ini.
- Gunakan sumber energy yang dapat diperbarui
- Tanyakan penyedia powermu apakah mereka menggunakan green energy. Bila tidak tanyakan kenapa tidak?
- Pilih pemimpin yang perduli lingkungan hidup dan bertekad menyelamatkan lingkungan
- Tanamlah banyak pohon
- Berbicaralah pada komunitasmu untuk ikut berpartisipasi
- Bergabunglah dengan organisasi international pencegahan global warming
- Kurangi ketergantungan pada minyak bumi dari negara asing, dukung petani yang menanam sumber energy alternatif
- Berdoalah orang-orang dapat berubah untuk perduli lingkungan
- Perbanyak pengetahuan tentang krisis iklim dan wujudkan pengetahuanmu itu dalam aksi
We need to Wake Up, We need to Speak Up!!
Tuesday, January 08, 2008
Tanaman Hias untuk Lingkungan Hijau
Saya tertarik untuk menyoroti khusus tanaman hias ini, karena dalam beberapa tahun terakhir sepertinya tanaman hias menjadi semakin booming. Kalau dulu mungkin hanya pecinta tanaman saja yang tertarik untuk memeliharanya. Tapi sekarang, orang-orang yang dulunya tidak pernah menyentuh pun mulai ikut meliriknya. Ketika pulang ke kampung, saya lihat ada sesuatu yang sedikit berubah. Jalanan di kampung terasa lebih hijau. Ternyata setiap rumah memiliki tanaman hias dari yang paling mahal sampai tak ada nilainya tapi sedap dipandang mata. Padahal jarang yang memiliki halaman luas, kebanyakan mereka menanamnya di pot.
Sekitar 3 tahun lalu kita lihat booming tanaman adenium atau anggrek Jepang. Dengan bunganya yang berwarna warni dan bonggolnya bisa dibentuk unik tanaman ini selalu ramai mengisi nurseri dan pameran flora. Hampir bersamaan dengan booming euphorbia atau bunga pukul delapan, dengan bunga bergerumbul warna-warni yang kadang dikaitkan dengan peruntungan. Dan terakhir ini masyarakat luas cukup dihebohkan dengan anthurium. Tanaman tanpa bunga ini sangat fenomenal karena harganya yang selangit, bahkan serasa tidak masuk akal. Bukan hanya diburu oleh pehobi, tanaman ini juga diburu oleh pebisnis tanaman hias dadakan yang mencoba peruntungan dengan sedikit spekulasi.
Ternyata euforia masyarakat terhadap anthurium memunculkan ketertarikan kepada tanaman hias jenis lain seperti aglaonema, philodendrum, keladi dan masih banyak lagi yang sebetulya sudah ada sejak dulu bahkan mungkin sudah ada di halaman rumah kita tanpa kita tahu namanya. Bagi penerbit media cetak, fenomena ini menjadi bisnis baru juga. Kita lihat semakin banyak muncul majalah dan tabloid label baru yang mengulas tentang budidaya tanaman hias.
Tanaman hias yang menjadi highlight di sini adalah dari jenis sansiviera. Tanaman ini bisa sangat berguna untuk penyelamatan lingkungan. Kenapa? Karena tanaman ini disebut sebagai penyaring polusi dan pungurang radiasi. Sansiviera disebut dapat menyerap asap rokok, 107 unsur berbahaya dan dapat menyerap radiasi barang elektronik. Juga mampu menyerap formaldehid 0.983 mg/jam. Ruaangan seluas 100 m2 perlu sansiviera dewasa dengan 4-5 helai daun. [1]
sumber: www.ilusa.net
Tanaman hias yang kadang disebut lidah mertua ini cukup mudah perawatan dan perkembangannya. Selain itu bibitnya tidak mahal dan sangat mudah dijumpai. Tanaman ini juga cocok ditanam di mana saja karena dia dapat hidup dengan sedikit air dan cahaya, dapat tumbuh di daerah 4 musim maupun 2 musim, dan juga cukup tahan terhadap gangguan penyakit. Tanaman dengan daun panjang kaku seperti pedang ini cocok untuk tanaman tepi. Di kota Surabaya saya lihat pemerintah sedang menggalakkan penanaman sansiviera ini, terutama di jalur hijau sepanjang jalan-jalan protokolnya.Ketertarikan masyarakat terhadap tanaman hias ini dapat dimanfaatkan untuk bersama menghijaukan lingkungan. Mulai dari tingkat terkecil yaitu RT misalnya dengan mencanangkan program 1 rumah minimal 3 tanaman, baik di pot maupun di tanah, saya yakin meskipun daerah perkotaan seperti Jakarta dapat menikmati kampung yang hijau dan indah.
Pemerintah kota juga harus memperhatikan setiap lahan di sepanjang jalan yang dapat ditanami tanaman pohon ataupun tanaman hias. Jangan biarkan tanah di pinggir jalan kosong tanpa tertutupi tumbuhan, dan hanya menjadi lumpur becek saat hujan atau digilas oleh pedagang kaki lima. Bila kita lihat beberapa jalan besar di Jakarta seperti Kebon Sirih, Imam Bonjol, Thamrin sudah tampak hijau dan asri. Tetapi masih banyak ruas-ruas jalan lain yang bisa diolah seperti ini.
Bagi saya yang dari dulu menyukai tanaman, antusiasme masyarakat terhadap tanaman hias ini menjadi fenomena yang sangat menggembirakan. Tanaman hias tidak hanya memiliki nilai estetika, tapi juga nilai ekonomis dan ekologis. Bila kita tidak bisa pergi ke lereng gunung yang gundul dengan membawa bibit pohon berakar keras, setidaknya mari kita mulai dengan menghijaukan rumah kita dengan tanaman cantik yang bekerja mengikat CO2 yang bertebaran dari berbagai sumber pencemar dan merubahnya menjadi O2 yang dapat kita hirup.
Monday, January 07, 2008
Dari KickAndy - insan perduli keselamatan lingkungan
Dari mulai kang Ibin yang menanam pohon di sepanjang pinggir kali pesanggrahan sehingga merubah sungai yang dulunya penuh sampah menjadi jalur hijau. Pak Salam yang membuka kedai daur ulang kertas dan merubah menjadi kertas daur ulang lokal, boks, dan kerajinan lain yang bernilai jual. Lalu ada Maria gadis berumur 10 tahun yang mendapat penghargaan pahlawan ozone dari klub tunas hijau atas inisiatifnya memprotes suatu acara yang menggunakan bungkus sterofoam untuk konsumsinya. Dihadirkan juga dari komunitas bike to work yang mungkin selama ini sudah akrab dengan kita yang berdomisili di jakarta.
Orang-orang seperti mereka, mungkin saja tidak pintar. Tapi mereka paham. Paham akan pentingnya kelestarian lingkungan tempat mereka berada. Mereka berpikir panjang dengan melakukan upaya-upaya sederhana tetapi berkesinambungan.
Kadang orang berpikir bahwa tindakan kecil yang dia lakukan untuk mengurangi faktor perusak lingkungan tidaklak berperan banyak karena hanya mengurangi satu bungkus sterofoam misalnya, apalah artinya? Justru pemikiran ini yang harus dibalik. Kita harus berangkat dari diri sendiri dengan melakukan langkah kecil seperti ini, dengan keyakinan apapun yang kita lakukan untuk penyelamatan lingkungan adalah berguna dan penting. Bayangkan bila dari seribu orang ada seratus yang berpikir begitu, maka 10% penyebab kerusakan lingkungan bisa dikurangi. Tapi 10% ini bila dilakukan terus menerus, bertahun-tahun dan di semua daerah, maka akan dapat memperpanjang umur ozone kita di angkasa, atau usia tanah yang kita injak ini.
Usaha kang Ibin mungkin bisa dibilang perjuangan yang keras dan tidak semua orang bisa melakukan. Tapi untuk menanam 1 pohon setiap 1 rumah tidak sulit kan? Kalau tiap rumah sudah melaksanakan, 1 lingkungan RW di Jakarta bisa berisi 100 rumah, 1 kelurahan bisa 10000. Berarti bila dilaksanakan, bukan tidak mungkin jalur hijau di kampung-kampung bisa terwujud, seperti yang dilakukan kang Ibin.
So...gak usah pusing-pusing, banyak usaha yang bisa dilakukan untuk penyelamatan lingkungan kita. Mulai dari hal kecil, dan terus tumbuhkan kesadaran dan keyakinan bahwa kita bisa menyelamatkan bumi ini! Media massa juga sangat diharapkan peranannya untuk terus menampilkan program-program yang memicu kita untuk terus berusaha menyelamatkan lingkungan.
----------------------------------
sumber foto: www.kickandy.com
Friday, September 08, 2006
Kopi...cairan hitam ajaib
Judul ini juga gak asal lho, emang biasanya sambil ngeblog pasti sambil ngopi...ya 70% nya lah, 30% nya air putih atau lain-lain. Lho, berarti lebih banyak minum kopi dong daripada air putih? padahal kan lebih sehat air putih. Ya enggak juga sih, cuman pas nulis gini yang mesti numpahin pikiran dan konsentrasi (emangnya ngerjain soal UTS), pasti deh lebih enak sambil minum kopi.
Ya, kopi memang jadi bagian yang gak bisa dipisahkan dari hidupku. Sehari tanpa minum kopi, rasanya bagai tak menapakkan kaki di bumi (agak maksa). Tapi gitulah, aku termasuk yang udah kena sindroma kecanduan kafeina. Tapi masih dalam ambang batas sehat kok, ya rutinnya 2 gelas sehari lah...not harmful, isn't it?
Biarpun seribu artikel mengulas efek negatif kopi, tapi dengan seratus artikel tentang efek positifnya, cukup untuk tetap bertahan mengkonsumi minuman yang kusebut God's given taste in a simple black stuff ini.
Kopi yang mulai dikenal luas pada abad ke-9 ini diketahui berasal dari dataran tinggi Ethiopia kemudian menyebar luas melalui Mesir dan Eropa setelah dibawa oleh para pedagang Muslim. Kata coffee berasal dari bahasa arab Qah'wa yang dalam bahasa inggris berarti wine atau anggur.
Ada 2 spesies utama tanaman kopi yaitu Coffea arabica dan Coffea canephora (robusta). Kopi robusta mengandung 40-50% lebih kandungan kafein dibanding arabika, tetapi robusta lebih mudah tumbuh di berbagai daerah sehingga bisa dijual lebih murah di pasaran. Kopi robusta terasa sedikit lebih pahit dan biasa digunakan dalam blending espresso.
Salah satu yang paling terkenal di dunia adalah kopi dari tanah kita, Java Coffee. Di berbagai negara dunia kata 'Java' identik dengan kopi berkualitas. Kedai-kedai kopi di Eropa dan Amerika dengan bangga menyajikan keharuman Java blend. (Are you aware that Java software also use a cup of coffee as the trademark?)
Secangkir kopi yang kita nikmatin di cafe ataupun bikinan sendiri merupakan hasil pengolahan beberapa tahap yang memiliki kekhasan sendiri. Membaca segala sesuatu tentang kopi tak pernah membosankan. Just hit the google with 'coffee' as key world. You'll find a bunch of links to dig down deeper all about coffee.
Membacanya nikmat...apalagi meminumnyaaa....srutptttzz
Black eyed peas, menerjemahkan kebebasan dan perdamaian dalam melodi
Sisi positif dari kebebasan yang bisa dinikmati di Amerika, atau yang biasa mereka gembar-gemborkan sebagai demokrasi, adalah bebas berbicara apapun, termasuk menghujat pemerintahnya. Inilah yang diusung bep dalam where is the love. Simak saja liriknya yang mungkin kalau ini dibuat pencipta lagu di Indonesia akan menjadi object pertama pencekalan hasil karya seni ...
Overseas yeah we tryin to stop terrorism
But we still got terrorists here livin in the USA the big CIA
the Bloodz and the Crips and the KKK
Musik hip hop dan rap yang sering bernada anti kemunafikan dan anti kemapanan seperti yang satu ini memang cukup membuka mata kita, bahwa sebetulnya warga negara Amerika pun menentang politik luar negeri negaranya yang saat ini cenderung manjadi agresor, meskipun dengan menggunakan kepanjangan tangan atau antek-anteknya.
Pesan perdamaian yang dikemas dengan musik seperti ini akan lebih menggugah daripada pesan yang didengung-dengungkan secara normatif dan klise.
Semoga kita semua bisa ingat, untuk mencintai sesama dan punya semangat untuk saling menjaga perdamaian. Bukan semangat untuk menghancurkan yang tidak bersalah. Dengan tetap menjaga keimanan dan ketaatan yang kita miliki.
I feel the weight of the world on my shoulder As I'm getting older y'all people get colder
Most of us only care about money makin Selfishness got us followin the wrong direction
Wrong information always shown by the media Negative images is the main criteria
Infecting their young minds faster than bacteria Kids wanna act like what the see in the cinema
Whatever happened to the values of humanity Whatever happened to the fairness and equality
Instead of spreading love, we're spreading anomosity Lack of understanding, leading us away from unity
That's the reason why sometimes I'm feeling under That's the reason why sometimes I'm feeling down
It's no wonder why sometimes I'm feeling under I gotta keep my faith alive, until love is found
People killing people dying Children hurtin you hear them crying
Can you practice what you preach Would you turn the other cheek?
Father Father Father help us Send some guidance from above
Cause people got me got me questioning
Where is the love?